Temu Alumni; Ajang Ngudi Roso Pelajar NU Boyolali

Boyolali – Untuk menyemarakkan Pelantikan, PC IPNU-IPPNU Kab. Boyolali mengadakan temu alumni. Kegiatan tersebut diadakan di Aula NU Center Boyolali pada 12 Maret 2017. Beberapa alumni turut hadir dalam kegiatan tersebut. Temu alumni memang dirancang sebagai ajang Ngudi Roso antar kader pelajar NU Boyolali.

“Temu Alumni ini kami rancang dengan konsep enjoy dan friendly agar ngudi rosonya benar-benar tercipta lewat kegiatan ini”, ungkap Ifur selaku moderator kegiatan.

Sebanyak 3 alumni lintas generasi hadir dalam kegiatan tersebut. Diantara alumni yang hadir adalah Ketua PC IPNU Kab. Boyolali 2014-2016, rekan Fathurrohman; Ketua PC IPPNU Kab. Boyolali 2014-2016, rekanita Naja Nusaibah; dan kader senior, rekan Anang.

Antusiasme kader terlihat ketika masing-masing alumni bercerita pahit manis berjuang di IPNU-IPPNU. Dengan gaya khasnya, para alumni tersebut mampu membius suasana. Perasaan lelah pun hilang seketika mendengar sejarah perjuangan para alumni.

“Saya dulu berjalan 50 KM setiap hari demi IPNU, tanpa sangu dari orang tua, nyatanya mampu juga. Entah darimana datangnya rejeki itu”, ujar Fathurrohman saat memotivasi kader IPNU-IPPNU Boyolali.

Nuansa baru tercipta saat salah seorang kader bertanya kepada alumni.”Gimana caranya biar kita yang masih labil dan imut ini maju !” ungkap salah seorang kader IPNU yang enggan disebut namanya. Pertanyaan nyeleneh tersebut mengundang gelak-tawa forum. Akan tetapi, pertanyaan tersebut memang pantas ditanyakan. Pasalnya, karakter labil masih begitu melekat dalam menjalankan organisasi. Tak khayal, sentiment pribadi pun menjadi sebuah masalah dalam organisasi.

Pertanyaan nyleneh tersebut mendapatkan respon serius dari rekan Fathurrohman. Dalam penyampaianya, dia menyampaikan akan arti penting keikhlasan dalam berkhidmah kepada NU.

“Nak khidmah ki sing tenanan, ojo setengah-setengah. Nak iseh labil berati durung ikhlas le berjuang” tegas Fathurrohman.

Ternyata, pertanyaan tersebut memancing respon dari kader IPNU-IPPNU. Setelah itu, timbullah satu pertanyaan dari Komandan DKC KPP Boyolali, Nida Ulik Tarwiyah. Dengan gaya ala komandan KPP, dia bertanya “Bagaimana memajukan CBP-KPP Boyolali ?”. Pertanyaan tersebut langsung direspon rekan Fathur Rohman selaku pencetus berdirinya CBP-KPP Boyolali.

“Adakan dulu Diklatmad biar skill kalian matang, kemudian perbanyak kader dengan Diklatama di PK dan PAC”, harap Fathurrohman.

 

 

lekmur

lekmur

Leave a Reply