Sumpah Pemuda dan Baiat Makesta

Syaeful Kamaludin Ketua PW IPNU Jawa Tengah

Indonesia adalah negara yang penuh dengan perbedaan, mulai dari perbedaan bahasa dari satu daerah dengan daerah lain, hingga perbedaan suku dan ras.

Manusia juga diciptakan berbeda-beda ada yang berkulit putih ada yang berkulit gelap.

Berbeda dengan orang lain adalah sebuah keunikan yang dimiliki, namun jangan karena perbedaan kita justru lupa akan kesatuan.

Meskipun perbedaan adalah hal yang mudah dilihat namun, setiap kali hendak membangun atau menjalin sesuatu maka persamaanlah yang pertama dibangun. Bahkan dalam memecahkan soal matematika, untuk menyelesaikan ketidaksamaan terlebih dahulu yang harus dicari adalah persamaan.

Perbedaan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari, sehingga persamaan selalu menarik untuk digali. Dalam kehidupan, adakah yang benar-benar sama? Jawabannya adalah tidak, walaupun ada orang yang terlahir memiliki saudara kembar pasti ada saja perbedaan diantara keduanya.

Saya sering berpikir, bahwa semakin kita mencari persamaan untuk membangun sebuah hubungan, maka terkadang terasa seperti mencari alasan untuk mendapatkannya, semacam alasan yang dibuat-buat, sehingga tujuan kita untuk membangun bisa tercapai, meski harus membuat narasi klise yang bertele-tele.

Kenapa tidak memulai dari saling mengakui perbedaan dan merelakan ketidaksamaan?, Padahal begitu mudahnya tanpa harus bersusah payah mencari celah untuk mencapai tujuan.

Bukankah kaki kanan itu berbeda dengan kaki kiri yang justru membuat kita bisa berjalan?. Bukankah karena berbeda kita harus bersama?. Bukankah satu-satunya alasan persatuan adalah karena kita tidak satu?.
Sepertinya kita harus memulai dari menggali, memaknai, kemudian menikmati perbedaan diantara kita.

Jadi apa yang salah dengan berbeda? Perbedaan adalah modal, ketika semua perbedaan menjadi persatuan dan menemukan kesatuan, maka perbedaan menjadi kekuatan, perbedaan menjadi kekayaan dan perbedaan menjadi keindahan.

Indonesia ada karena perbedaan, karena berbeda itu sebuah keunikan.

Memaknai Sumpah Pemuda dan Baiat Makesta adalah dua hal yang berbeda, dimana masing-masing memiliki dasar yang sama yaitu; 1. selesai dengan perbedaan, 2. Sudah terjalin ikatan persatuan 3. Ada janji setia pada kesatuan.

Sumpah Pemuda dan Baiat Makesta juga memiliki latar sejarah yang sama, menyatukan semangat yang tercecer, kedaerahan juga primordialistik, untuk menjaga dan membangun sesuatu bersama-sama.

Jadi meski antara Sumpah Pemuda dan Baiat MAKESTA adalah dua haluan yang berbeda, namun pada hakikatnya kedua hal itu memiliki sebuah makna yang sama.

Di Indonesia ini, Saya adalah IPNU, saya adalah Jawa dan saya menyatakan bagian dari keluarga besar NKRI. Karena, meski kita berbeda suku, budaya dan bahasa, namun kita wajib saling menghargai dan mengakui perbedaan yang ada, sehingga kita tidak pura-pura menjadi Indonesia, bersungguh-sungguh menjalin persatuan dan kesatuan, serta tidak ada alasan lain untuk kita bersatu selain perbedaan. Maka, sebagai Indonesia kita sama, kita satu.

Kami pelajar NU, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kami pelajar NU mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami pelajar NU menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Redaksi

Redaksi

https://www.ipnujateng.or.id

Redaksi IPNU Jateng - Bagian dari IPNUSociety 5.0

Leave a Reply