Kadang kala, seorang pejabat terlihat gagah dengan jabatannya. Sebagai contoh adalah bupati, walikota, ataupun gubernur di Indonesia. Dengan adanya jabatan tersebut, si pemilik akan merasa lebih unggul dari yang lainnya. Pemikiran ini bisa jadi benar, meskipun beberapa diantara mereka tidak seperti itu.
Selayaknya organisasi nasional, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), juga memiliki tingkatan seperti pemerintahan di Indonesia. Mulai dari Pimpinan Pusat, yang mengurusi secara nasional, hingga Pimpinan Anak Ranting yang mengurusi dusun ataupun desa dibawah tingkat kelurahan. Setiap tingkatan, tentunya sejajar dengan pemerintah di daerahnya. Meskipun ‘pemerintahan’ di IPNU hanya sebatas pelajar saja.
Beberapa orang mengartikan bahwa pejabat selalu bertingkah angkuh dan kurang mengenal rakyat kecil. Pejabat yang sedang menjabat, meskipun itu di pemerintahan, maupun ditingkat organisasi nasional, banyak yang mencitrakan dirinya selayaknya lebih tinggi dibandingkan tingkatan dibawahnya.
Sejam yang lalu, penulis berusaha untuk membuktikan hal itu di organisasi setingkat Jawa Tengah, yaitu Pimpinan Wilayah IPNU Jawa Tengah. Kunjungan ini hanya untuk mengenal pengurus yang dipandang lebih tinggi daripada tingkatan Pengurus Cabang. Akan tetapi hal lain terjadi ketika kunjungan berlangsung. Penulis tidak menemukan banyak perbedaan antara tingkatan wilayah dengan cabang maupun ranting. Semua tingkah laku pengurus masih sama dengan kebanyakan santri Nahdlatul Ulama. Para pengurus tetap berlaku selayaknya santri dan pelajar, hanya beberapa hal yang membedakan saat penulis berkunjung.
Perbedaan itu adalah pengurus menyambut kehadiran penulis dengan hangat dan bersahabat. Hal lain yang membedakan, pengurus wilayah begitu takdzim terhadap siapapun yang datang berkunjung di sekretariatnya. Bahkan terbilang, para pengurus lebih santun dibandingkan dengan pengurus ditingkat dibawahnya.
Pertemuan singkat tersebut harus berakhir setelah satu jam bercengkrama. Kesimpulan yang didapat penulis, berbanding terbalik dengan hal yang sering dibicarakan orang lain. Akan tetapi, ini hanya pandangan penulis. Dan pandangan ini hanya sebatas pendapat, bisa jadi benar maupun salah. Sedikit kesimpulan, seperti yang dikatakan oleh Ferial Farkhan, Ketua PW IPNU Jawa Tengah adalah ‘Jabatan hanya sementara, tetapi yang selamanya dan akan dikenang adalah perjuangannya.’
(RH/IP.red)