Santri Punya Modal Kuat Untuk Perjuangkan NU

Pimpinan Komisariat IPNU – IPPNU MTs Al Iman Bulus baru saja melaksanakan Masa Kesetiaan Anggota pada Hari Kamis – Jumat (9-10/3/2017) di Komplek Rusunawa Pondok Pesantren Al Iman Bulus, Gebang, Purworejo. Hadir dalam pembukaan MAKESTA, Ketua PC IPNU Kabupaten Purworejo, M. Hidayatullah dan Ketua PC IPPNU Kabupaten Purworejo, Imtihana Walida.

Dalam sambutannya, Hidayat menekankan bahwa Santri merupakan bagian penting dari IPNU-IPPNU.

“IPNU-IPPNU sudah sejak dahulu kala diisi oleh barisan santri. Karena saya percaya santri mempunyai gen NU yang kental. Setidaknya ada tiga modal kuat yang sudah dimiliki santri untuk memperjuangkan Nahdlatul Ulama. Yang pertama, bahwa santri memiliki akhlak yang baik. Santri punya hormat kepada para Ulama dan Founding Father negara ini. Santri paham betul kealiman para ulama, sehingga santri tidak melompati mereka dalam menerjamahkan Al Quran dan Hadits,

Yang kedua, bahwa santri sangat mampu menerima perbedaan pendapat. Budaya Bahtsul Matsail di pesantren-pesantren menunjukkan itu. Adu argumen sudah sangat biasa terjadi namun dengan tetap mengedepankan etika. Dan yang ketiga bahwa santri itu tahan banting. Santri sudah biasa hidup sederhana, bahkan gudigen (sakit cacar/bisul) sekujur tubuh tapi tetap sabar. Tangguh terhadap cobaan dan sabar inilah syarat mutlak seseorang yang ingin berjuang di Nahdlatul Ulama”, terang sosok yang akrab disapa Doyok ini.

Masih menurut Hidayat, IPNU-IPPNU sendiri juga akan memberikan manfaat yang besar bagi santri. Karena di IPNU-IPPNU ini santri dapat belajar ngopeni masyarakat yang sesungguhnya.

“Jadikanlah IPNU-IPPNU ini lahan perjuangan dan juga belajar. Di IPNU-IPPNU inilah santri bisa merasakan langsung bagaimana repotnya memahami dan menyenangkan masyarakat. Ilmu tinggi belum jaminan jika tidak punya kepekaan sosial. Jangan sampai begitu lulus dari pesantren santri kebingungan karena tidak mampu beradaptasi. Sesuai pesan Mbah Tolchah, ketua pertama IPNU, tujuan daripada IPNU bukanlah menciptakan kasta elite di Masyarakat, tapi untuk menciptakan orang yang bermanfaat dan dekat dengan masyarakat”, tambah Hidayat.

Sementara itu, perwakilan sekolah Saudara Fauha mengutip pesan Pengasuh Ponpes Al Iman, Habib Hasan Aqil Al Ba’bud, bahwa sebagai santri harus punya keyakinan yang kuat dalam memperjuangkan IPNU-IPPNU.

“Pesan habib, nek wani ojo wedi-wedi, nek wedi ojo wani-wani (Kalau berani jangan takut, tapi kalau takut ya jangan berani-berani -red). Jadi bagi siapa yang tidak mantap, silahkan keluar. Bagi siapa yang takut berjuang, silahkan keluar. NU tidak butuh santri-santri cengeng”, ujarnya berapi-api.

MAKESTA ini diikuti 45 pengurus komisariat yang sebelumnya telah lolos seleksi oleh pihak sekolah.

ipnu_cyber

ipnu_cyber

Leave a Reply