“Bondo, Bahu, Pikir, lek perlu sak nyawane sisan”- KH. Ahmad Sahal
Sebaris kalimat tersebut mungkin sedikit membuat banyak orang berfikir ulang, apa makna didalamnya. Sering kali kalimat yang dicetuskan oleh salah satu pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, K.H. Ahmad Sahal, terpampang di banyak tempat organisasi khususnya Nahdlatul Ulama. Kalimat ini memiliki arti filosofis yang dalam. Melalui kalimat tersebut, banyak orang yang siap rela berkoban untuk organisasi, agama dan negaranya, meski harus dengan tebusan seharga nyawa manusia.
Bondo dapat diartikan harta. Dalam sebuah perjuangan untuk membesarkan organisasi, agama maupun negara, harta merupakan salah satu hal yang cukup dibutuhkan. Dalam sejarah perang di dunia, contohnya Amerika Serikat, membutuhkan US$ 688 Milyar hanya untuk pembiayaan perangnya di wilayah Iraq. Karl Max, dalam Des Capital, pernah mencatutkan bahwa revolusi industri salah satu penyebabnya adalah untuk menekan pengeluaran anggaran negara sehingga dapat dialihkan untuk pembiayaan perang.
Sejalan dengan hal tersebut, Vladimir Ilyich Ulyanov (Lenin), dalam sejarah Holocaust menceritakan bahwa anggaran perang menjadi sektor terpenting guna menangnya perang tersebut. Meskipun Immanuel Kant dalam Skala Prioritas Manusia, menjelaskan bahwa pendanaan bukan sebuah keniscayaan guna pemenangan perang, akan tetapi kekuatan dari masing- masing individu yang berperang.
Beralih ke Bahu yang dapat diartikan badan atau tenaga. Fungsi tenaga menjadi sangat penting karena fisik merupakan tolok ukur kekuatan seseorang. Meskipun dalam Madilog (Tan Malaka: 1908), kekuatan seseorang tidak dapat ditebak hanya dari seberapa besar fisik yang dimiliki. Akan tetapi, dalam konteks perang, Napoleon Bonaparte hingga memberikan patokan yang tinggi terhadap setiap anggota militer Kerajaan Prancis.
Selanjutnya adalah fikir atau ranah ide. Konsep dasar filsafat, Plato, menjelaskan bahwa kekuatan manusia dalam memerjuangkan sesuatu sebanding dengan ide atau fikirannya. Hal ini dibuktikan bahwa banyak organisasi, penemuan, kajian ilmiah hingga konsep ketuhanan berhasil bertahan dikarenakan kekuatan berfikir seorang manusia. Usaha merupakan konsep aktualisasi dari tenaga dan fikiran seorang manusia, menurut Anaximandros.
Dan yang terakhir, Lek perlu sak nyawane sisan, adalah sebuah bentuk penegasan bahwa perjuangan harus didasari oleh keinginan yang kuat. Terwujudnya kejayaan atas sebuah tujuan merupakan hasil dari perjuangan.
Selamat berjuang Rekan Rekanita!!!
R. Hasan