Peringati Hari Lahir, IPNU-IPPNU Batursari Gelar Ngaji Nahdlatul Ulama.

DEMAK – Peringatan Hari Lahir Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Ke-67 dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Ke-66 diperingati oleh para anggota dengan berbagai kegiatan. Tidak terkecuali oleh Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Batursari, Mranggen, Demak. Untuk harlah IPNU dan IPPNU tahun ini, mereka memilih menggelar kegaiatan Ngaji Nahdlatul Ulama, Ahad (7/3/2020).

Kegiatan yang digelar mengambil tema Peran IPNU-IPPNU di Masyarakat dan Qonun Asasi Nahdlatul Ulama. Tema ini dinilai sangat relevan dan tepat terkait dengan situasi dan kondisi sekarang ini. Dengan kegiatan ini diharapkan para muda-mudi IPNU dan IPPNU bisa mendapatkan gambaran untuk bisa menempatkan dirinya.

Untuk tema tersebut mendatangkan narasumber yang berkompeten, yakni Kyai M. Saidun Ibnu Qosyim, S.si. (LDNU MWC NU Mranggen). Beliau salah seorang tokoh NU yang berpengalaman dan berpengetahuan.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Masjid Baitul Muttaqin, Batursari ini juga mengambil momentum harlah IPNU ke-67 ini sekaligus memperingati harlah IPPNU ke-66. Sehingga para anggota bisa benar-benar menghayati kegiatan tersebut.

Selain itu kegiatan ini juga diharapkan bisa menjadi bagian dari usaha untuk melestarikan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jamaah. Tentunya dengan pendekatan kekinian dan menggunakan bahasa millenial tanpa kehilangan spirit nahdliyyah.

Sementara itu, Panitia mengajak kepada Para anggota IPNU-IPPNU Se-Kecamatan Mranggen untuk bersyukur dan mendoakan para muassis (pendiri NU). Dalam hal ini juga termasuk para tokoh pendiri NU, IPNU dan IPPNU.

Tanpa para ulama, kyai dan guru, mungkin tidak ada generasi nahdliyin seperti sekarang ini. Generasi yang bisa memahami ajaran Islam Aswaja maupun amaliyah nahdliyyah.

Kemudian diharapkan juga IPNU-IPPNU tetap melakukan kaderisasi dengan teknik dan pendekatan yang berbeda. Peran mereka sebagai generasi millenial adalah merubah cara berpikir dan bersikap.

Utamakan dialog, diskusi, klarifikasi dan tabayyun. Dengan membanjirnya informasi di media sosial, sehingga anggota IPNU-IPPNU harus selektif dan hati-hati. Mana yang fakta mana yang hoax. Mana yang sesuai akidah kita, mana yang tidak, harus dipilih dan dipilah. Mesti disaring dulu baru kemudian dishare. (Syamsul Ma’arif)

Syamsul Moehammad

Syamsul Moehammad

Leave a Reply