Pelajar diharapkan mampu menjadi agen perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan positif disegala bidang. Pelajar pada saat pembelajaran memperoleh banyak bekal untuk menunjang kehidupan kelak di masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, teknologi terus berkembang. Perkembangan teknologi dapat dibilang sangat pesat apalagi setelah hadirnya internet. Teknologi sekarang menjadi kebutuhan utama yang harus dimiliki oleh para pelajar. System belajar juga mulai merambah menggunakan teknologi sebagai alat bantu.
Dahulu mungkin guru biasa mengajar siswanya dengan menulis di papan tulis. Tetapi papan tulis sekarang hanya sebagai coret-coretan guru untuk memperjelas materi yang disampaikannya. Guru sekarang lebih sering menggunakan power point untuk memberikan materi kepada siswanya. Dahulu juga guru sejarah menjelaskan wilayah jajahan di Indonesia dengan menggunakan peta atau globe, tetapi sekarang guru sejarah memanfaatkan teknologi dengan menjelaskan materi lewat video pembelajaran yang lebih asyik dan mudah dipahami.
Jauh daripada itu, inovasi-inovasi yang dilakukan oleh para pengembang teknologi di dunia sangat cepat. Salah satunya adalah youtube. Youtube merupakan website yang khusus dibuat untuk memperlihatkan video-video kreatif. Youtuber sebutan para pekerja kreatif yang memanfaatkan youtube sebagai lahan untuk mendapatkan keuntungan. Karena setiap kali orang melihat video kita dari youtube, maka kita akan dibayar oleh youtube sendiri.
Keuntungan ini yang sekarang banyak dilirik oleh para pelajar untuk mengekspresikan karya mereka berbentuk video serta sekaligus mendapatkan penghasilan yang menjanjikan. Dewasa ini di Indonesia banyak lahir youtuber-youtuber muda dan berbakat. Seperti Raditya Dika, Bayu Skak, Time 2 one, Skinny24, dan yang masih duduk dibangku SMA adalah Agung Hapsah. Ini membuktikan potensi pelajar dalam memanfaatkan dunia digital mampu membuat mereka mandiri dari segi ekonomi dan menginspirasi banyak pelajar di Indonesia.
Melalui youtube para pelajar seharusnya mampu menampilkan karya terbaiknya untuk menginspirasi banyak orang. Membuat music untuk menghibur orang yang sedih, bukan membuat lagu yang menyebabkan orang sedih. Karena kejadian sekarang banyak oknum yang memanfaatkan youtube sebagai ladang emas untuk membuat drama hidup yang sebenarnya tidak terjadi dalam hidupnya. Membuat kontroversi yang seakan menaikkan namanya di dunia entertainment Indonesia.
Saya selaku seorang pelajar melihat ini sebagai kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. Melalui Organisasi yang saya ikuti dari kecil yakni Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, saya yakin mampu membawa perubahan melalui dunia digital. Dimana para pelajar sangat suka melihat artis idola lewat youtube, kenapa tidak kita sendiri yang menjadi artis dan dapat ditonton oleh orang banyak.
Dimulai sejak kebuntuan dalam membuat program kerja yang efektif dan efisien, saya dalam brainstormingnya mengingat waktu saat pengkaderan Makesta. Ketika saya bertanya kepada narasumber “Bagaimana cara agar para pelajar mau dan mampu untuk bergabung dengan IPNU yang notabene dikalangan pelajar dianggap sebagai organisasi yang kuno dan ketinggalan zaman?”. Dan narasumber menjawabnya “Buatlah kegiatan yang dapat menarik perhatian para pelajar dengan melihat apa yang sedang disenanginya.”
Melihat yang disukai para pelajar adalah youtube, maka saya mencoba membuat video kreatif dengan memanfaatkan youtube sebagai medianya. Pertama kali take video memang terasa aneh. Ini hal yang asing buat mereka, lain halnya dengan saya yang setiap hari terbiasa dengan pembuatan film di kampus tempat saya kuliah. Dari ilmu minim yang saya dapatkan dikampus, mulai saya bagikan dengan rekan-rekan IPNU di tempat saya tinggal.
Video pertama yang berhasil diunggah pada 9 Januari 2016 hanya ditonton oleh 219 orang. Tetapi saya menekankan kepada rekan-rekan IPNU yang kebanyakan masih sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, bahwasanya dalam membuat kreatifitas di youtube bukan dari segi penontonnya tetapi dari apa yang kita buat dan bermanfaat untuk orang banyak.
Membuat para pelajar agar bijak dalam menggunakan media massa adalah gampang-gampang susah. Para pelajar di desa sangat antusias dan bersemangat membuat karya, tetapi konten yang mereka inginkan adalah konten yang mereka anggap keren dan sebenarnya tidak pantas untuk ditiru.
Mereka lebih suka menonton reza arap oktovian dengan videonya yang berisi umpatan dengan Bahasa kotornya disbanding menonton video pembelajaran dan video kreatif lainnya yang lebih sopan dalam tata bahasanya. Hal ini menunjukkan dunia digital mampu merubah sikap para penggunanya dengan sangat cepat. Seperti halnya teori hipodermik yang mampu membuat korbannya menerima informasi apa saja tanpa bisa menyaringnya.
Potensi pelajar dalam memanfaatkan dunia digital seharusnya mampu menjadi titik balik kreatifitas pelajar di Indonesia. Dengan apa yang sudah dilakukan oleh para pemuda di desa buniwah dengan membuat video kreatif dan menerima banyak respon positif kedepannya hal ini dapat ditiru oleh pelajar-pelajar yang lain.
Dunia digital membuat pekerjaan sebagai pelajar menjadi mudah. Para pelajar zaman sekarang dalam mencari data dan informasi lebih memilih tempat yang menyediakan wifi dibanding dengan perpustakaan. Apalagi perpustakaan yang sudah terkoneksi dengan sambungan wifi, pasti akan menjadi tempat idola para pelajar untuk browsing melalui gadget mereka dibanding membaca buku.
Dunia digital merubah kebutuhan pelajar menjadi instan. Para pelajar tak perlu pergi ke warnet ataupun tempat penyewaan DVD hanya untuk menonton suatu film. Dengan kecanggihan handphone yang dimilikinya, kita dapat menonton film yang diinginkan hanya dengan sekali sentuh.
Tetapi pelajar yang bijak seharusnya dapat memanfaatkan dunia digital lebih baik lagi dengan membuat bukan hanya menikmati saja. Dengan membuat konten kreatif, semoga para pelajar sadar bahwasanya mereka bisa untuk menampilkan yang terbaik didepan masyarakat. Para pelajar juga dapat menunjukkan keahliannya memainkan alat music untuk menghibur para penontonnya di youtube.
Sampai saat ini channel youtube yang digunakan oleh para pelajar di desa buniwah adalah channel pribadi. Pengelolaan yang terstruktur setidaknya dapat membuat mereka lebih banyak untuk berkarya dengan video-video kreatif lainnya.
Dengan mengikuti pelatihan-pelatihan cyber pastinya akan menambah pengetahuan tentang betapa pentingnya fungsi manusia dalam menggunakannya. Tujuannya agar dapat disalurkan ditempat tinggal asal dan tetap menginspirasi para pelajar lainnya kalua dengan dunia digital pelajar sangat diuntungkan. Para pelajar jadi mudah untuk belajar dan akan mudah mencapai cita-citanya sebagai agen perubahan.
Perubahan yang baik adalah perubahan yang diawali oleh diri sendiri untuk diri sendiri kemudian untuk orang lain. Jangan sampai kita ingin melakukan perubahan untuk orang lain tetapi merubah diri sendiri agar menjadi baik saja tidak bisa. Mana mungkin orang lain akan mempercayai kita kalua kita bisa menjadi agen perubahan.
Itulah potensi yang seharusnya dapat dimiliki oleh para pelajar untuk memanfaatkan dunia digital sebaik mungkin. Para pelajar yang nantinya akan membawa beban yang sangat berat memimpin negeri yang sangat ragam akan budayanya. Alangkah lebih baik dapat menggunakan media komunikasi yang efektif dan efisien.
Artikel ditulis oleh Faiq Norr dari Brebes, peserta Cyber Education Project IPNU-IPPNU Jawa Tengah