IPNU organisasi yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang menghimpun para pelajar khususnya dari kalangan Ahlusunnah Wal Jama’ah yang biasanya beranggotakan para pelajar yang umurnya berkisar antara 13-27 tahun. IPNU didirikan dengan tujuan untuk menciptakan para pelajar yang cinta tanah air dan bertaqwa kepada Allah Swt. Pada masa sekarang, IPNU, sekedar sekedar kelompok pelajar muda yang bergerak di bidang spiritual saja. Namun, untuk saat ini IPNU juga masuk ke ranah sosial bermasyarakat. Perubahan tersebut disebabkan oleh perkembangan zaman yang kian berkembang. Semoga eksistensi IPNU terus terjaga dan tidak surut karena zaman yang kian berubah.
Eksistensi IPNU dapat terus terjaga jika masyarakat dapat mengenal IPNU. Oleh karena itu, IPNU harus dapat mengadakan suatu program yang memungkinkan masyarakat ikut terlibat didalamnya. Banyak opsi yang bisa dilakukan agar keterikatan antara masyarakat dan IPNU bisa terjadi. Karena tidak mungkin dengan dikenalnya IPNU di masyarakat, IPNU lebih mudah untuk bergerak di masyarakat.
Misalkan IPNU mengadakan suatu kegiatan bersih-bersih makam yang tentu saja mendukung masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan tersebut. Dengan begitu, masyarakat sekitar dapat mengenal lebih IPNU itu sendiri. Dan juga dengan adanya keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan tersebut, membuat keterikatan silahturahmi IPNU dengan masyarakat dapat terjalin.
Contoh lain adalah ketika Pengurus Cabang (PC) IPNU Banjar menunda untuk melaksanakan agenda yang telah direncanakan. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan agenda tersebut. Kemudian langkah yang diambil oleh pengurus PC IPNU Banjar adalah anggotanya menjadi relawan banjir di wilayah tersebut.
Hal serupa juga dilakukan oleh Pimpinan Wilayah (PW) IPNU Kalimantan Selatan yang memberikan sejumlah bantuan untuk santri dan santriwati Madrasah Miftahul Ulum yang banjir bandang di Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar.
Dalam hal ini, media sosial juga berperan aktif terhadap eksistensi IPNU itu sendiri di masyarakat luas. IPNU harus benar-benar memiliki interaksi dengan masyarakat dalam berbagai aspek. IPNU harus memiliki akun sosial media baik itu Facebook, Instagram, atau bahkan Youtube . Manfaatnya tentu saja untuk menghasilkan segala kegiatan IPNU agar masyarakat tahu apa saja dan manfaat dari IPNU. Terlebih lagi, di masa sekarang media sosial banyak digunakan oleh berbagai kalangan usia. Mulai dari remaja hingga dewasa hampir semuanya menggunakan media sosial.
Tentu saja langkah awal yang harus dilakukan adalah membentuk solidaritas baik pengurus ke anggota, maupun anggota ke anggota lainnya. Dengan solidaritas tersebut maka kesuksesan suatu program bisa tercapai. Disini pentingnya suatu kegiatan rutin itu terlihat. Dengan adanya suatu kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap bulan sekali atau dua minggu sekali bisa membentuk rasa kekeluargaan didalamnya. Rasa kekeluargaan yang tercipta dapat membentuk solidaritas yang kuat.
Bukan hanya kegiatan rutin saja, berkumpul untuk sekedar duduk santai dengan hidangan serta kopi sederhana juga bisa memunculkan rasa kekeluargaan yang tinggi. Bahkan, adanya suatu program bisa saja muncul dari perkumpulan yang terlihat sepele tersebut. Selain itu, rasa saling memiliki setiap anggota terhadap IPNU membuat semakin kuat niat dari anggota untuk setia dan berjuang tenaga.
Terlebih lagi jika pada saat perkumpulan hadir seorang atau lebih dari satu orang dari pihak pembina, tentu saja hal ini akan lebih berdampak besar. Khususnya pada pembicaraan didalam perkumpulan tersebut. Tentu saja tidak akan melenceng jauh dari yang seharusnya diminta. Sesuai dengan tujuan awal yakni membahas seputar IPNU. Ditambah lagi dengan hadirnya pembina ditengah-tengah perkumpulan tersebut, akan terjaga dan terhindar dari ucapan masyarakat awam yang tidak mengetahui IPNU itu sendiri. Apalagi untuk masa sekarang berita-berita fitnah tentang Nahdlatul Ulama sering terjadi.
Hadirnya IPNU sebagai salah satu badan otonom resmi dari Nahdlatul Ulama juga tidak serta hanya mengandalkan eksistensi dari besarnya nama Nahdlatul Ulama saja. Tapi IPNU juga harus bisa menggerakan organisasinya sendiri. Selain itu, dengan adanya Program-program IPNU secara mandiri juga membuat IPNU dipandang hanya sebagai badan otonom dari nahdlatul ulama saja. Tapi juga nantinya IPNU bakal dilihat sebagai wadah pergerakan para pelajar muda Nahdlatul Ulama yang berlandaskan ajaran Ahlusunnah Wal Jama’ah.
Namun di sisi lain, IPNU juga bisa disebut sebagai salah satu faktor suksesnya suatu program dari Nahdlatul Ulama. Contoh saja pelaksanaan program takzi’ah yang dilaksanakan oleh Nahdlatul Ulama mengomel Sutapranan. Kegiatan yang dilaksanakan setiap ada musibah kematian di wilayah tersebut selalu dihadiri oleh anggota IPNU mengomel diwilayah tersebut. Salah satu hal penting yang perlu diperhatikan disini adalah bahwa IPNU juga bisa berperan besar dalam badan otonom Nahdlatul Ulama. Tinggal bagaimana pengurus maupun anggota dari IPNU itu sendiri yang harus punya pemikiran yang cerdas serta serius untuk menata IPNU agar berkembang dan memunculkan ide-ide Yang cemerlang.
Kemudian untuk langkah kedua yang harus dilakukan adalah membentuk semangat untuk belajar, berjuang, dan bertakwa pada setiap anggota IPNU. Meski demikian, suatu hal bisa cepat untuk didapatkan. Tapi jika dilakukan dengan sabar maka setiap anggota akan memiliki semangat untuk terus belajar. Bukan hanya belajar tentang pendidikan saja. Tapi juga belajar tentang akhlak,adab,dan lain-lain. Pembelajaran inilah yang nantinya menciptakan para kader yang cerdas dan bisa bersaing dengan anggota organisasi pelajar lainnya. Rasa semangat berjuang dibawah naungan IPNU akan terus tumbuh. Tentu saja dengan cara penanaman rasa cinta terhadap IPNU setiap anggota, dan jangan lupa pula keinginan untuk bertakwa kepada Allah Swt. Yang terus meningkat. Sebagai pelajar Ahlusunnah Wal Jama’ah harus memiliki kewajiban yang didedikasikan oleh Allah Swt. Jangan sampai karena sibuk dengan urusan organisasi para anggota lalai dalam menjalankan perintah agama.
Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah melaksanakan masa kesetiaan anggota (MAKESTA) yang sangat bermanfaat untuk langkah awal anggota IPNU untuk mencetak para kader muda yang militan sebelum nantinya lebih bisa masuk lebih dalam lagi di dalam IPNU itu sendiri. Acara ini merupakan pengkaderan tingkat pertama yang bisa dilakukan oleh para pengurus IPNU untuk anggota yang baru bergabung. Tujuan membuat sendiri tentu saja mencetak kader yang punya semangat juang yang tinggi dan mau berkorban bagi IPNU entah dalam bentuk harta, fikiran maupun tenaga. Makesta juga salah satu cara meningkatkan rasa solidaritas antar anggota yang bermanfaat sangat besar bagi keberlangsungan IPNU. Dalam konteks lain, madeta juga merupakan langkah pembaiatan/janji setia anggota IPNU agar terus setia terhadap IPNU dan Nahdlatul Ulama dan tentu saja anggota IPNU agar tidak terbawa oleh ajaran golongan selain Ahlusunnah Wal Jama’ah. Manfaat lain dari adanya membuat itu sendiri adalah menumbuhkan rasa cinta dan meningkatkan semangat berjuang bagi para anggota IPNU.
Langkah ketiga yang harus dilakukan adalah meningkatkan kuantitas dan kualitas anggota IPNU itu sendiri. kuantitas bisa dilihat dari jumlah anggota aktif IPNU. Dalam hal ini perlu dibentuk suatu tim kaderisasi yang mencari anggota dan terutama para pelajar untuk bergabung dengan IPNU. Salah satu faktor keberhasilan suatu program adalah adanya anggota yang ikut menjalankan dan menyukseskan program tersebut. Maka dari itu peningkatan jumlah kuantitas sangat penting untuk keberlangsungan organisasi. Mencari kader, mencari anggota baru, dan membuat masyarakat tertarik agar anaknya, kerabatnya atau mereka sendiri yang menjelajah antar 13-27 tahun untuk bergabung didalam IPNU. kuantitas dapat dilakukan dengan metode pendekatan peningkatan orang yang belum masuk ke IPNU. Pendekatan ini harus dilakukan dengan langkah yang tepat. Karena jika salah langkah, justru akan berdampak buruk yang bisa saja merusak nama IPNU. Misal saja ketika melakukan pendekatan dengan pemaksaan. Hal ini tentu saja akan menimbulkan rasa benci dan menjadikan orang yang tadinya masuk ke IPNU mengurungkan niatnya. Serta hal ini bisa berdampak pada stigma buruk di mata masyarakat. Peningkatan kualitas anggota juga sangat perlu dilakukan. Mulai dari pengetahuan, mental dan semangat juangnya untuk berkhidmah terhadap Nahdlatul Ulama. rasa malu saat ingin meningkatkan kualitas. Meskipun peningkatan kualitas harus dilakukan secara bertahap, nantinya IPNU akan menghasilkan kader yang hebat.Tujuan dari melatih mental, keterampilan, dan pengetahuan anggota adalah agar di mata masyarakat IPNU benar-benar merupakan organisasi terpelajar dan bukan hanya nama saja yang besar. Tapi juga anggota dari IPNU itu sendiri dapat memberikan banyak kontribusi dan dampak positif di masyarakat. Selain itu presentase IPNU bisa dikatakan sukses adalah minimal 50% dari keseluruhan anggota sudah bisa dikatakan mampu untuk melakukan beberapa hal dan memiliki mental yang baik. Karena nantinya hal ini akan memunculkan pandangan masyarakat bahwa IPNU adalah organisasi yang berisikan orang hebat, cerdas, dan punya mental yang baik. Tentu saja ini akan membuat masyarakat lebih mengenal IPNU dan bahkan ingin lebih jauh lagi mengenal dan bukan tak mungkin nantinya muncul keinginan untuk bergabung ke dalam IPNU. Namun jika presentasi tersebut masih di bawah 50% maka bisa dikatakan IPNU belum sukses untuk meningkatkan kualitas anggotanya. Entah dari segi mental maupun keterampilan, semuanya harus bisa terbentuk dengan baik.Dalam hal ini perlu keseimbangan antara peningkatan kuantitas dan kualitas agar pada saat organisasi semakin besar,kualitas IPNU juga semakin berkembang.
Langkah keempat yang harus dilakukan adalah memberikan pengetahuan kepada para anggota IPNU tentang sejarah kelahiran Nahdlatul Ulama. Sebagai garda terdepan Nahdlatul Ulama, IPNU harus tahu NU hari ini sedang apa, mau kemana serta tantangan yang sedang dihadapi oleh Nahdlatul Ulama. Terlebih lagi pada masa sekarang banyak golongan-golongan ekstrimis kanan maupun golongan ektrimis kiri yang ingin menghancurkan Nahdlatul Ulama. Tentu saja sasaran utamanya adalah para pemuda aswaja yang kemungkinan besar masih mudah untuk dihasut atau terpancing oleh provokasi. Dalam hal ini sangat penting pentingnya membentengi diri dengan pengetahuan dan ajaran Ahlusunnah Wal Jama’ah. Apalagi golongan-golongan tersebut ingin menghancurkan golongan Ahlusunnah Wal Jama’ah dengan cara fitnah dan adu domba. Hal yang harus dilakukan untuk menghadapi hal tersebut adalah memperkuat diri agar tidak mudah terprovokasi dan tidak mudah dipecah belah. Karena pada dasarnya golongan Ahlusunnah Wal Jama’ah merupakan akidah yang paling utama mayoritas orang islam di seluruh dunia. Hal ini tentu saja tidak akan mudah dicari oleh golongan orang-orang yang ingin menghancurkan golongan Ahlusunnah Wal Jama’ah.
Penanaman ajaran yang merupakan tiga ciri utama Ahlusunnah Wal Jama’ah juga sangat penting. Ahlusunnah Wal Jama’ah bisa diartikan dengan golongan/pengikut yang mengikuti ajaran yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW baik berupa perbuatan, ucapan, maupun pengakuan Rasulullah SAW dan yang telah disepakati oleh para sahabat Rasulullah SAW. Ada tiga ciri utama tersebut yang membedakan golongan aswaja dengan golongan lainnya. Tiga utama ajaran Ahlusunnah Wal Jama’ah, yaitu :
- Pada tawasuth atau sikap tengah tengah, yaitu ajaran yang tidak condong ke golongan ekstrim kanan maupun golongan ekstrim kiri.
- Pada tawazun atau seimbang, yaitu sikap yang penggunaan dalil Aqli (dalil yang bersumber dari akal pikiran rasional) dan dalil Naqli (bersumber dari Al qur’an dan hadits)
- At tasamuh atau tolernasi, yaitu menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki prinsip hidup yang berbeda. Namun bukan berarti membenarkan atau membenarkan keyakinan yang berbeda.
Penguatan kaderisasi juga merupakan salah satu faktor keberhasilan program program yang akan dijalankan. Karena kaderisasi adalah ujung tombak organisasi. Bagaimana proses kaderisasi yang dilakukan, maka hasilnya pun akan menyesuaikan dari langkah-langkah proses kaderisasi tersebut. Dalam hal ini, pentingnya peran pembina, senior, dan para pengurus terlihat. Terutama pembina, seorang pembina adalah contoh yang sangat pasti diambil oleh para anggota. Menjadi seorang pembina yang baik adalah salah satu penyebab terciptanya kader kader yang baik pula. Begitupun untuk para senior dan para pengurus, sikap bijaksana dari para sesepuh dan pengurus akan menciptakan para kader yang bijaksana dan dapat menghargai para pendahulunya. Karena gambaran dari IPNU di masa depan adalah IPNU yang ada di masa sekarang. Jika saat ini IPNU dibina seorang pembina yang suka kehendak sendiri, maka terciptalah para penerus yang sedemikian rupa. menciptakan suasana kekeluargaan dalam IPNU dengan melakukan konsolidasi dengan semua anggota juga merupakan langkah yang harus dilakukan semua anggota dan merupakan tugas khusus bagi para pengurus harian IPNU sehingga tercipta suasana yang mampu membuat para anggota menjadi nyaman dalam berorganisasi. Seseorang pengurus juga harus mampu menanamkan cara berorganisasi dengan cara yang baik, misalkan menemukan topik yang mampu menjadi inspirasi bagi mereka yang mendengarkan, namun tidak melupakan nilai-nilai organisasi dalam cerita tersebut. Selain itu,
Pengembangan inovasi juga merupakan salah satu faktor kunci sebuah organisasi masa kini. Pengembangan tersebut bisa mencakup banyak hal. Mulai dari program, promosi, dan lain sebagainya. Pengembangan inovasi harus menjadi prioritas organisasi. IPNU harus dapat memunculkan inovasi yang dapat diterima diseluruh kalangan masyarakat. Tujuannya adalah membuat masyarakat mengenal IPNU dan menjaga eksistensi IPNU. Karena jika pengembangan tersebut tidak dilakukan, tentu saja akan mengakibatkan tertinggalnya organisasi karena tidak mampu bersaing dengan organisasi lain yang lebih memiliki banyak inovasi didalamnya. Apa lagi di era digital seperti saat ini. IPNU jangan sampai kalah bersaing dengan organisasi pelajar islam lainnya yang aktif di dunia digital.
Tidak ketinggalan pula pemantapan ideologi yang merupakan hal fundamental dan prinsip dalam sebuah organisasi. IPNU yang berideologi kebangsaan (Pancasila) dan keislaman (aswaja) sesuai dengan pesan yang disampaikan mbah kholil kepada KH. Hasyim Asy’ari dalam bentuk tongkat dan tasbih sebelum pembentukan Nahdlatul Ulama secara resmi oleh KH. Hasyim Asy’ari setelah melewati proses istikharah selama kurang lebih 12 tahun. Tongkat yang berarti tegak merupakan gambaran dari menjaga tanah air dan penanaman jiwa nasionalisme. Sedangkan tasbih merupakan gambaran dari keagamaan yang bermaksud menanamkan jiwa Ahlusunnah Wal Jama’ah. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor terciptanya pepatah Hubbul waton minal iman yang berarti cinta tanah air merupakan sebagian dari iman.
Setiap anggota IPNU harus memiliki rasa cinta terhadap negara. Penanaman rasa cinta tersebut bisa dilakukan mulai dari hal-hal kecil. Misal saja menyanyikan lagu nasional Indonesia Raya setiap kali diadakannya rutinan. Pengetahuan kebangsaan juga harus dilakukan agar para anggota IPNU tahu bentuk negaranya, dasar negaranya, dan lain sebagainya. Misal saja 4 pilar kebangsaan yang harus diketahui oleh anggota IPNU. Antara lain yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Undang Undang Dasar 1945. Dengan penanaman rasa cinta terhadap tanah air, maka tumbuhlah para kader kader yang cinta terhadap tanah air Indonresia.
Pengetahuan tentang kebangsaan juga bukan hanya bermanfaat untuk masa sekarang saja. Manfaat tersebut akan berdampak pada masa mendatang. Misal saja dengan adanya pengetahuan kebangsaan, anggota IPNU nantinya tahu apa yang akan mereka hadapi untuk perkembangan masa depan nanti. Apa lagi kita sedang berada di kondisi maraknya perang dagang antar negara. Dengan adanya pengetahuan ini, nantinya para calon generasi tahu apa yang harus mereka lakukan untuk keberlangsungan bangsa Indonesia pada masa nanti.
Membentengi akidah para anggota IPNU juga sangat penting dilakukan. Karena untuk masa sekarang banyak golongan ektrimis yang mengaku Ahlusunnah Wal Jama’ah yang dalam penerapannya melenceng dari ajaran Ahlusunnah Wal Jama’ah yang semestinya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pengetahuan tentang aswaja, baik ciri ciri maupun hal lainnya yang berkaitan dengan aswaja. Karena para pelajar rentan untuk terkena provokasi yang akhirnya mengakibatkan para pelajar tersebut kehilangan akidahnya. Pembentengan akidah bukan hanya dalam bentuk pengetahuan saja. tapi juga bisa dilakukan melalui simbol. Contoh saja di suatu daerah yang utama golongan Ahlusunnah Wal Jama’ah. Kemudian suatu ketika muncul golongan lain yang berlawanan dengan Nahdlatul Ulama. Untuk membentengi para penduduk Nahdlatul Ulama didaerah tersebut akhirnya disepakati untuk dibangun gerbang kampung Nahdlatul Ulama yang bertujuan untuk mempersempit ruang gerak golongan lain yang berlawanan dengan Nahdlatul Ulama. Gerbang Nahdlatul Ulama juga dapat memberikan informasi untuk masyarakat luar bahwa daerah tersebut adalah wilayah terbesar yang berakidah Ahlusunnah Wal Jama’ah.
IPNU juga harus menjalin koordinasi yang baik dengan badan otonom Nahdlatul Ulama lainnya. Hal ini dapat menciptakan suatu hubungan antara IPNU dengan badan otonom lainnya. Dengan begitu, pada saat IPNU mengadakan suatu program yang akan dijalankan, badan otonom lainnya dapat berkontribusi baik dari Ansor, Fatayat, maupun Muslimat. IPNU juga harus bekerja sama dengan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Karena IPPNU juga merupakan badan otonom yang notabene setingkat dengan IPNU dalam usia dan juga beranggotakan mayoritas pelajar putri. Dengan adanya hubungan dan koordinasi IPNU dengan badan otonom lain yang baik, IPNU akan mempermudah dalam menjalankan programnya. Hal ini juga bermanfaat agar memperjelas posisi IPNU di semua tingkatan untuk menghindari tumpang tindih dan kegiatan garapannya masing-masing.
Meskipun dalam badan otonom Nahdlatul Ulama lain IPNU beranggotakan para pelajar mudayang lebih muda dibanding lainnya, IPNU tetaplah badan otonom yang memiliki hak dan kewajiban yang sama. IPNU juga berhak menyampaikan pendapatnya disetiap perkumpulan atau rapat yang dihadiri oleh seluruh badan otonom Nahdlatul Ulama. Justru IPNU sebagai para pelajar harus bisa menunjukan jati dirinya sebagai pelajar dengan menyampailan pendapat dan bahkan memunculkan ide ide kreatif untuk dijalankan bersama Nahdlatul ulama dan badan otonom lainnya. IPNU diberi kebebasan untuk menyampaikan pendapatnya agar bisa menunjukan keberadaanya sendiri.
IPNU sebagai organisasi yang berisikan para pelajar juga harus bisa menjadi organisasi pelopor dalam mengharmoniskan seluruh elemen bangsa dan menjadi garda terdepan melindungi Nahdlatul Ulama serta menegakan Islam Ahlusunnah Wal Jama’ah guna menumbuhkan militansi generasi pelajar Nahdatul Ulama Nusantara. IPNU juga harus bersatu dalam membangun karya agar banyak terciptanya karya karya luar biasa yang lahir dari ide dan kreativitas anggota IPNU. Meskipun IPNU tidak menjamin anggotanya menjadi manusia kasta elit di masyarakat. Justru IPNU ingin menciptakan generasi yang berilmu dan dekat dengan masyarakat.
IPNU juga harus bisa menjadi tempat dimana terciptanya para pemimpin pemimpin yang hebat. Tapi untuk melewati itu semua, pastinya membutuhkan tenaga yang kuat dan bermental baja. Karena tidak akan tercipta nahkoda yang hebat sebelum melalui badai dan gelombang laut yang dahsyat. Pengorbanan di IPNU juga bukan hanya tenaga dan fikiran saja. Tapi juga waktu dan harta benda. Tapi di balik pengorbanan itu semua, nantinya kita akan merasakan keberkahan dari apa yang telah kita lakukan terhadap IPNU.
Dengan demikian, bisa dikatakan IPNU bukan lagi soal pelajar spiritual saja. tapi IPNU juga adalah pelajar yang bersosial yang dekat dengan masyarakat. Proses demi proses harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Langkah demi langkah harus dilewati untuk melahirkan generasi yang hebat dan punya semangat untuk berkhidmah di IPNU dan Nahdlatul Ulama. Terlepas dari itu semua, IPNU adalah organisasi yang mempunyai asas kekeluargaan yang tidak boleh dihilangkan. Karena IPNU juga tercipta dengan tujuan mewadahi para pelajar yang artinya tidak boleh ada tekanan didalamnya. Semua harus dilandasi dengan keikhlasan. Dan IPNU juga harus bisa mampu memberikan manfaat bagi para anggotanya. Karena nilai akhir dari proses berorganisasi sejatinya terekapitulasi dari keberhasilan menciptakan perubahan pada diri sendiri dan juga lingkungan. IPNU juga harus selalu meningkatkan kebersamaan antar pengurus dan anggota agar pada setia program dapat dijalankan sesuai rencana. Dan IPNU untuk sekarang bukan lagi hanya dikenal pelajar spiritual saja. Tapi IPNU untuk masa sekarang juga adalah organisasi belajar yang mampu bersosial. Dan eksistensi IPNU juga dapat tetap terjaga selagi keberlangsungan organisasi tetap berjalan serta IPNU juga dapat mengembangkan inovasi dan perkembangan untuk mengikuti perkembangan zaman tetapi dengan catatan tidak berlawanan dengan asas, aturan, dan tujuan awal dibentuknya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama di Negara Kesatuan Republik Indonesia.