Merajut silaturahmi syawalan, PBNU Gelar Halal BiHalal di Abad Kedua

SEMARANG, IPNUJATENG.OR.ID –Salah satu tradisi yang selalu hadir dan melekat saat Idulfitri di Indonesia yakni Halal bihalal. Biasanya Halalbihalal dilakukan oleh kalangan warga Nahdliyin dengan bersilaturahmi ke rumah tetangga, saudara, dan kerabat. Pada acara Halalbihalal, tiap orang akan saling memaafkan dan bersalam-salaman.

Dalam kesempatan syawal 1444 H Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengucapkan selamat Idulfitri kepada seluruh jajaran pengurus Nahdlatul Ulama (NU) dalam Halalbihalal yang mengusung tema “Syawalan Bahagia Menuju NU Digdaya di Abad Kedua”, bertempat di UIN Walisongo Semarang pada Ahad (14/5/2023-23 Syawal 1444 H).

“Selamat idil fitri yang pertama di abad kedua Nahdlatul Ulama,” kata Gus Yahya.

Penyelenggaraan Halal bihalal, sudah menjadi tradisi yang dilaksanakan setelah Idulfitri di Indonesia. Tradisi yang dimulai oleh kiai NU.

Menurutnya, Halal bihalal merupakan bentuk tabaruk terhadap yang sudah diwariskan dan dimulai oleh Kiai Abdul Wahab Chasbullah. Melalui Halalbihalal diharapkan bisa lebur semua kesalahan antarsesama.

“Apakah kita sesudah acara ini, betul-betul sudah lebur semua kesalahan di antara kita, ya mudah-mudahan. Tapi tidak ada jaminan, jangan-jangan pulang dari sini, masih gondok satu sama lain. Tapi yang terpenting kita bertabaruk pada amalnya Kiai Wahab Chasbullah,” imbuhnya.

Tabaruk bagi Gus Yahya diyakini sebagai ainul ibadah dan bagian pokok dalam tariqah Nahdlatul Ulama, yang ditujukan untuk khidmah keagamaan dan kemasyarakatan.

“Dan sebetulnya ada satu lagi yang sangat penting dan mendasar, yaitu menghindari kualat,” lanjutnya.

Tidak bisa dinalar melalui akal atau mungkin sikap persetujuan terhadapnya, Gus Yahya meminta agar kita semua memperhatikan tindak dan laku agar tidak mendapati kualat.

“Pada saat para ulama bersepakat, setuju dengan sesuatu hal, mari ikuti saja. Senang atau tidak senang, mari ikuti saja. Kita ndak usah mempersoalkan macam-macam,” pungkasnya.

Termasuk di dalamnya, mengenai kesepakatan ulama sepeti menerima dan mengesahkan keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 bersendikan Bhineka Tunggal Ika.

“Pokoknya ikut apa yang telah menjadi kesepakatan ulama,” tegasnya.

Sementara, Ketua PW IPNU Jateng M Irfan Khamid mengatakan sangat bersyukur dapat tabarruk dengan para Kyai Se-Jateng DIY, menjadi suntikan semangat bagi kami dalam menjalankan per khidmat an di dalam Nahdlatul Ulama. Tadi yang menarik dalam forum lain di HalalBiHalal adalah penyampaian Ketum PBNU berkaitan konsep pengorganisasian baru yang akan diterapkan diseluruh tingkatan Nahdlatul Ulama. Ucapnya.

Pada kesempatan tersebut turut hadir juga Rois Aam PBNU KH. Miftahul Akhyar, Wakil Rais Aam KH. Anwar Iskandar, KH. Afifuddin Muhajir, Katib Aam PBNU Ahmad Said Asrori, Sekretaris Jenderal PBNU KH. Syaifullah Yusuf, Rais Syuriah PWNU Jateng KH. Ubaidillah Shodaqoh, Rais Tanfidziyah PWNU Jateng Drs. KH. Muhammad Muzammil, Ketua PW IPNU Jateng M Irfan Khamid, Ketua PW IPPNU Dwi Sangita serta Perwakilan dari PCNU dan MWCNU se-Jawa Tengah.

Pewarta: A’isy Hanif Firdaus

A'ISY HANIF FIRDAUS

A'ISY HANIF FIRDAUS

https://ipnujateng.or.id/user/haniffhasyim_25/

Pelajar Nahdlatul Ulama Kota Bawang Merah

Leave a Reply