Mengembalikan Pelajar Yang Berkarakter
Tahun 2016-2017 ini, jagad media sosial penuh sesak dengan posting yang beraneka ragam, entah itu share tautan berita/informasi, ataukah curhatan pemilik akun, atau yang biasa pamer sedang makan apa, berada dimana, lagi ngapain dan masih banyak yang lainnya.
Kondisi seperti itu dimanfaatkan oleh segelintir golongan/orang yang ingin mendapatkan pundi-pundi rupiah dari pemilik akun media sosial terutama facebook.
Mungkin masih ingat dengan peristiwa “Perempuan Mabuk” yang tampilannya seperti sebuah video dari Youtube dibawahnya ada alamat url xwrtq.wrtw (hanya contoh) yang nanti ketika anda klik, anda akan dialihkan ke alamat situs asuransi atau semacamnya. Bahkan ada yang dialihkan ke situs judi online, dan selanjutnya akun anda akan otomatis mengirimkan tautan serupa di wall facebook anda dan menandai semua teman anda. Tidak hanya sampai disitu, akun Anda akan mengirimkan tautan tersebut ke grup yang anda ikuti, luarbiasa bukan. hehehe….
Itulah salah satu akibat dari kurangnya edukasi berselancar di media sosial yang belum kita dapatkan. Mungkin ada beberapa orang yang sudah sadar sehingga dengan bijak menggunakan media sosial untuk hal-hal yang positif. Tapi tidak sedikit orang-orang yang menggunakan media sosial, karena untuk mengisi kejenuhan, sehingga ketika ada sesuatu yang dianggapnya menarik dan mengundang penasaran, otomatis akan dikejar untuk dicari tahu dengan cara yang sederhana… Begitu di klik, entah apa yang keluar.
Inilah tugas kita sebagai pelajar. Jangan diartikan pelajar adalah status seseorang yang sedang mengenyam pendidikan baik formal maupun non-formal seperti SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi, Pondok Pesantren dan jenjang pendidikan lainnya. Pelajar disini adalah orang yang memiliki daya nalar untuk belajar, yakni kita semua. Tugas kita adalah memberikan edukasi kepada sesama pengguna media sosial akan pentingnya menjaga kenyamanan berselancar di media sosial, sehingga karakter pelajar yang kroscek dahulu sebelum melakukan sesuatu, dan saling sharing informasi yang diketahui perlu kita tanamkan kembali didalam keseharian kita berselancar di jagad permedsosan.
Karakter pelajar yang saya sebutkan diatas, sudah jarang sekali kita dapati. Apatisme terhadap lingkungan, sudah mulai menjalar pada para pelajar kita, sehingga ketika dihadapkan pada hal yang demikian, mbuh pak ora, sing penting aku ora koyo ngunu (Tidak ada urusan, yang penting saya tidak demikian).
Marilah bersama, mengembalikan karakter pelajar yang peka akan sebuah peristiwa, tidak gumunan dan tidak kagetan kalau meminjam istilah dari Mbah Mus (KH. Ahmad Musthofa Bisri) dan yang terpenting mau belajar, berjuang sekaligus bertaqwa.
Say hello