Meneguhkan Kembali Spirit Perjuangan IPNU

Tak terasa Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) kini telah menginjak usianya yang ke-63. Organisasi yang dideklarasikan pertama kali di Semarang ini bisa dikatakan tidak muda lagi. Organisasi yang dilahirkan pada tanggal 24 Februari 1954 ini telah berhasil melewati berbagai tantangan zaman dimulai sejak  Orde Lama, Orde Baru hingga era reformasi saat ini.

Sebagai organisasi Badan Otonom Nahdlatul Ulama (NU), IPNU mempunyai tugas yang tidak mudah. Pasalnya IPNU bertanggungjawab untuk mengawal kaderisasi NU di tataran Pelajar, Mahasiswa dan santri guna mempertahankan regenerasi di masa yang akan datang. Memang terasa mudah untuk diucapkan akan tetapi terasa berat untuk diimplementasikan.

Seiring dengan perubahan zaman yang merubah kebudayaan para generasi muda menjadi suatu tantangan tersendiri bagi IPNU. Hal ini menuntut IPNU harus lebih bekerja keras dalam menunaikan kewajibannya. Sehingga IPNU masih bisa dipercaya sebagai wadah berkumpulnya para generasi muda yang bisa mencetak para penerus bangsa ini di masa yang akan datang.

Ada beberapa hal yang kiranya perlu direfleksikan bersama guna meneguhkan kembali spirit perjuangan IPNU. Pertama, IPNU bisa dikatakan sebagai pintu masuk kaderisasi NU. Para remaja lah yang menjadi objek garapan IPNU. Diakui atau tidak kadang kita terlena dalam kebesaran NU. Sehingga menganggap bahwa semua anak dari warga nahdliyin akan dengan senang hati bergabung dengan IPNU. Padahal hal itu tidak dapat dirasakan saat ini. Tidak sedikit para putra-putri warga nahdliyin enggan berkhidmat di organisasi yang didirikan oleh mbah Tolchah Mansoer ini. Hal ini bisa dikarenakan mereka menganggap IPNU tidak bisa menjadi solusi untuk menjawab kebutuhan generasi muda. Pergerakan yang stagnan seakan menjadikan IPNU tidak bisa menjawab perkembangan zaman. Jika ini selalu dibiarkan begitu saja, akan terjadi malapetaka yang pastinya akan merugikan masa depan NU.

Ada hal yang bisa kita lakukan yaitu keseriusan para kader IPNU khususnya yang sudah mendapatkan amanat menjadi pengurus di semua tingkatan mulai dari Pimpinan Komisariat (PK) sampai Pimpinan Pusat (PP) untuk bisa progresif dalam menjalankan roda organisasinya. Kreatifitas kader dalam merekrut calon anggota baru sangatlah dituntut demi menjadikan IPNU sebagai organisasi yang seksi dan dilirik para pelajar. Mengkolaborasikan trend anak muda saat ini disetiap kegiatan IPNU dengan tetap memasuki nilai-nilai ideologi aswaja kepada mereka. Sehingga nuansa jumud akan hilang dan berubah menjadi menyenangkan. Jika nuansa menyenangkan sudah tumbuh, maka dengan mudah kita mengajak para pelajar, mahasiswa dan santri untuk bisa berkhidmat bersama di IPNU hati yang bahagia tanpa sedikitpun paksaan.

Kedua, spirit kaderisasi untuk para kader-kader IPNU haruslah lebih masif lagi. Sebagai organisasi yang bersifat keterpelajaran, kekaderan, kemasyarakatan, kebangsaan dan keagamaan (PD/PRT Bab II pasal 5), IPNU perlu memformulasikan kembali format kaderisasi agar substansi dalam pergerakannya bisa tercapai secara maksimal. Diakui atau tidak, doktrinisasi yang selama ini berjalan seakan kurang membuat para calon kader mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap organisasi. Perlu ditanamkan keyakinan kepada jiwa kader bahwa IPNU adalah sebuah toriqoh kita dalam mencapai kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Jika para kader sudah tertanam keyakinan tersebut, maka kedepan mereka akan menganggap perjuangan di IPNU bukanlah hanya sekedar kewajiban, tapi sudah merupakan kebutuhan baik untuk diri sendiri khususnya untuk NU di masa yang akan datang.

Ketiga, sudah saatnya kader IPNU tidak hanya memikirkan saat ini saja. Tapi sudah harus memikirkan di masa yang akan datang. Generasi muda yang terkader oleh IPNU harus bisa menjadi manusia yang unggul di masa yang akan datang. Rasa minder sebagai kader haruslah dibuang jauh-juah dari benak para kader. Karena rasa minder itulah yang menjadikan penghambat para kader saat dalam menjadi manusia yang bisa bersaing di masa yang akan datang. Kita telah mempunyai modal organisasi kita untuk menjadi prbadi yang unggul dan dapat diandalkan baik untuk agama, bangsa dan negara. Sehingga distribusi kader jebolan IPNU bisa mengisi semua lini bangsa ini baik dalam bidang ekonomi, sosial, teknologi, budaya, maupun politik. Tentunya itu harus diupayakan secara lahir dan batin oleh tiap-tiap kader saat ini. Jika itu bisa terwujud maka akan menjadi motivasi para kader di masa yang akan datang.

Spirit itulah yang harus diteguhkan kembali oleh semua elemen IPNU. Ingatlah bahwa di pundak kita memikul harapan masa depan NU dan bangsa ini. Keistiqomahan dalam berjuang tentunya sangat diperlukan bagi tiap-tiap kader. Di usia yang menginjak ke 63 tahun ini, mari kita jadikan momentum dalam mengikhtiarkan cita-cita tersebut. Sulit bukan berarti tidak bisa direalisasikan, tapi harus dilakukan dengan sepenuh jiwa dan raga. Yakinkan pada diri kita bahwa kemarin, sekarang, atau masa yang akan datang, semua yang kita lakukan untuk IPNU tidak akan ada yang berlalu denga sia-sia. Kita akan memetik hasilnya di masa yang akan datang. Selamat Hari Lahir IPNU yang ke-63.semoga apa yang dicita-citakan para founding father IPNU bisa tercapai dan kita bisa menjadi bagian dari ikhtiar tersebut. Amin.

ferialfarkhan

ferialfarkhan

0 Comment

  • Mantabbb

Comments are closed.