Bagi sebagian umat Islam di seluruh dunia tentu tidak asing lagi dan pastinya pernah mendengar anjuran Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam perihal berbuka puasa dengan memakan kurma. Nabi Muhammad Shallalahu Alaihi Wassalam mengajarkan, setiap orang membatalkan ibadah puasanya dengan makan kurma dan minum air. Di balik anjuran tersebut, ternyata kurma banyak menyimpan sederet manfaat yang baik untuk kesehatan selama bulan puasa apabila buah ini dikonsumsi.
Kurma atau dalam bahasa latin disebut Phoenix dactylifera adalah jenis buah yang bisa tumbuh kapan saja sepanjang tahun dan identik dengan buah yang tumbuh di jazirah Arab. Namun buah ini sering dipanen pada musim gugur atau awal musim dingin di negara asalnya. Alasannya, karena di musim dingin buah ini berada dalam kondisi paling baik dan matang segar.
Buah yang juga sering disebut sebagai buah nabi ini nyatanya kaya nutrisi menguntungkan. Jika ditinjau secara umum, kandungan utama dari buah ini adalah karbohidrat sederhana (70%), terutama gula, seperti sukrosa dan fruktosa. Buah kurma juga mengandung banyak vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh. Dilansir dari buku Health Secret Of Dates (2013) oleh Pangkalan Ide, kurma mengandung vitamin A dan B, zat besi, asam nikotinat, tiamin, niasin, kalium, potasium, magnesium, dan kalsium.
Betapa banyak kandungan yang terdapat didalam kurma mengandung karbohidrat sederhana yang baik untuk dikonsumsi ketika berbuka puasa. Kandungan ini mampu membantu kamu untuk mengembalikan energi setelah satu hari berpuasa. Nah, bukan itu saja, ternyata kurma memiliki beragam manfaat lainnya yang bisa kamu rasakan bagi kesehatan selama. menjalani ibadah bulan suci ramadhan.
Beberapa hadis juga menerangkan bahwa Rasulullah Muhammad SAW juga turut mendemonstrasikan penggunaan kurma di saat berbuka puasa. Mengonsumsi kurma dengan jumlah ganjil di saat berbuka puasa juga merupakan keutamaan, karena Nabi Muhammad juga melakukan hal yang demikian.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ
Artinya:
“Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air.”
Pada Hadits di atas menunjukkan bahwa keutamaan menyegerakan berbuka puasa apabila telah tiba waktunya, terutama dengan menggunakan kurma sebagai awalan sebelum mengonsumsi makanan berat.
Disamping khasiat kesehatannya, mengonsumsi kurma juga dapat menjadi amal ibadah jika dilakukan dengan niat mengikuti sunnah Rasulullah. Dalam hal ini, kurma merupakan bagian yang esensial dalam Thibbun Nabawi dan teknik hidup sehat Ala Rasulullah, disamping air zamzam, habbatussauda dan madu dan lainnya.
Untuk memberikan penegasan bahwa Kurma menyimpan banyak manfaat, Maka hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization / WHO) menyatakan bahwa zat gula yang ada di dalam kurma itu berbeda dengan zat gula pada buah-buahan lainnya yang mengandung sukrosa dan zat tersebut tidak langsung diserap oleh tubuh, melainkan dipecahkan terlebih dahulu oleh enzim sebelum berubah menjadi glukosa.
Adapun zat gula pada kurma tidak membutuhkan proses tersebut sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh. Jika dibandingkan dengan nasi yang penyerapan di dalam tubuh membutuhkan waktu berjam-jam (sekitar 5 jam), penyerapan gula kurma dalam tubuh justru sangat lah cepat, yakni sekitar 45-60 menit atau sekitar 1 jam. Itulah mengapa kurma sangat baik untuk dijadikan sebagai makanan pembuka puasa karena dapat menyuplai asupan gizi dengan cepat. Adapun kandungan Potasium di dalam kurma berguna untuk mengatasi masalah stress, sembelit, dan lemah otot sehingga cocok diberikan pada wanita yang sudah melahirkan.
Semoga bermanfaat dan menambah semangat dalam menjalani ibadah puasa di bulan ramadhan.
Wallahu A’lam Bish Showwab
Oleh: A’isy Hanif Firdaus