Empat Sarana Suksesi Dakwah Islamiyah Menurut KH Tholhah Mansur

Foto KH. Tholhah Mansur

Dalam ajaran agama islam, dakwah Islamiyah merupakan salah satu anjuran yang harus dilakukan oleh setiap muslim. Banyak ayat-ayat al Qur’an yang menegaskan pentingnya dakwah ini, misalnya dalam QS Al Ahzab ayat 45-46 yang berbunyi “Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk menjadi saksi, pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah atas izin-Nya dan sebagai cahaya yang menerangi.

Sebagai ajaran yang diwajibkan setiap orang Islam, dakwah islam tidak akan membuahkan hasil tanpa sarana atau metode yang digunakannya. KH Tholhah Mansur mempunyai berbagai alternatif dalam menyukseskan dakwah islamiyah ini. Sebagai pendiri dan ketua pertama Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama (IPNU), beliau mempunyai metode yang dilakukan selama karirnya dalam pergumulannya sebagai intlektual, aktivis serta kyai. Sarana suksesi dakwah Islamiyah KH. Tholhah Mansur dapat di kategorikan menjadi empat sarana atau metode yaitu:

Pertama, Pendidikan, dakwah dengan pendidikan dapat diartikan sebagai pengabdian dan pengorbanan untuk pendidikan. Sebagai tokoh yang dikenal intelektual-kyai, KH. Tholhah Mansur  tidak diragukan lagi dalam kemampuan dan pengorbanan dalam bidang Pendidikan ini. Sejak masih berusia remaja sampai akhir hayatnya, KH. Tholhah selalu menaruh perhatian yang cukup besar dalam bidang pendidikan. Menjadi Doktor pertama di kalangan Nahdlotul Ulama (NU) dan sekaligus Doktor Hukum Tata Negara pertama Universitas Gadjah Mada (UGM) membuktikan dedikasinya yang cukup besar dalam dunia pendidikan. Disamping pendidikan pribadinya yang cukup gemilang, beliau juga dikenal istiqomah sebagai pengajar, bahkan rumahnya disulap sebagai “Pesantren” bagi mahasiswa, para dosen dan masyarakat sekitar yang ingin memperdalami ilmu agama dan lain-lain.

Kedua, Organisasi, selain dikenal sebagai intelektual, KH. Tholhah juga dikenal sebagai aktivis. KH. Tholhah dengan organisasi menjadi dua entitas yang tidak dapat di pisahkan, apalagi Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama (IPNU), tetapi sebelum mendirikan IPNU beliau juga dikenal sebagai aktivis yang cukup diperhitungkan. Aktivitasnya dalam organisasi ini ia jadikan sebagai media untuk dakwah. Beliau menempatkan organisasi ini sebagai wahana membina kader  untuk menjadi insan yang sempurna, yaitu kader yang tidak hanya menguasai ilmu dunia atau hal-hal yang sifat dunia tetapi juga kader yang selalu mumpuni dalam bidang agama atau hal-hal yang sifat ukhrowi.

Ketiga, Tulisan, selain kegemaran membaca yang tidak pernah ditinggalkan, menulis juga menjadi salah satu aktivitas yang sering dilakukan KH. Tholhah. Dakwah lewat tulisan ini juga efektif karena bisa dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat. Karya tulisnya berupa buku, majalah, artikel yang dimuat diberapa media cetak maupun surat kabar harian. Disamping itu juga beliau gemar surat menyurat kepada teman seperjuangan maupun juniornya dalam rangka memberi motivasi dan memberi kabar.

Keempat, Lisan, dakwah melalui lisan juga menjadi aktivitas yang dilakukan KH, Tholhah. Dakwah amar makruf nahi munkar lewat lisan ini banyak dilakukan saat mengisi pengajian keberbagai tempat, mulai dari Lasem, Jepara, Rembang, Magelang Dll. Kedalaman ilmu agama dan diimbangi dengan penguasaan tentang hukum menjadikan setiap apa yang disampaikan oleh beliau di sertai rujukan dan landasan yang jelas.

Tholhah Mansur selama hidupnya digunakan untuk berdakwah dan mendidik masyarakat. Dalam menunaikan tugas ini, rumah beliau dijadikan pusat belajar mengajar, disamping mengajarkan berbagai kitab kuning berbagai kelas, untuk kalangan tertentu beliau juga memberikan pengajian syair Burdah yang kemudian olehnya diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.

Penulis : Abdul Mujib

Abdul Mujib

Abdul Mujib

https://ipnujateng.or.id/user/abdulmujib02/

Pelajar Nahdlotul Ulama yang sedang menempuh pendidikan di Jogja

Leave a Reply