Tokoh Pahlawan Kemerdekaan Yang Terlupakan : Tan Malaka

Ags 04, 2024

ipnujateng.or.id - Sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dipenuhi dengan berbagai pemikiran dan strategi dari berbagai tokoh nasional. Salah satu tokoh yang memiliki pandangan unik dan berpengaruh namun sering terlupakan adalah Tan Malaka. Sebagai seorang revolusioner dan pemikir Marxis, Tan Malaka menawarkan perspektif yang berbeda dalam perjuangan menuju kemerdekaan. Pandangannya yang radikal dan visinya tentang revolusi sosial memberikan warna tersendiri dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.
.
Latar Belakang Tan Malaka.
Tan Malaka, yang memiliki nama asli Sutan Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka, lahir pada 2 Juni 1897 di Suliki, Sumatera Barat. Ia berasal dari keluarga Minangkabau yang mementingkan pendidikan. Pendidikan awalnya di Sumatera Barat dilanjutkan dengan pendidikan di Belanda, di mana ia terpengaruh oleh ideologi Marxisme dan sosialisme. Soekarno adalah salah satu tokoh yang secara terang-terangan mengaku terpana dengan pemikiran dan ide-ide Tan Malaka bahkan menunjuk Tan Malaka sebagai kandidat penggantinya dalam testament politik Soekarno jika terjadi apa-apa terhadap Soekarno. .
.
Pemikiran Revolusioner Tan Malaka.
1. "Naar de Republiek Indonesia".
Salah satu karya penting Tan Malaka adalah buku "Naar de Republiek Indonesia" (Menuju Republik Indonesia) yang ditulis pada tahun 1925. Dalam buku ini, Tan Malaka menguraikan visi tentang Indonesia merdeka yang bukan hanya bebas dari penjajahan, tetapi juga dari kapitalisme dan feodalisme. Ia mengusulkan pembentukan republik yang didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan sosial dan kesetaraan. .
.
2. Perjuangan Melalui Pendidikan dan Organisasi.
Tan Malaka sangat percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membebaskan rakyat dari penjajahan. Ia mendirikan sekolah-sekolah dan terlibat dalam berbagai organisasi pergerakan nasional, termasuk Sarekat Islam dan Partai Komunis Indonesia (PKI). Meski akhirnya ia berselisih dengan PKI dan mendirikan Partai Murba, komitmennya terhadap pendidikan dan pemberdayaan rakyat tetap kuat. .
.
3. Pandangan tentang Revolusi Sosial.
Bagi Tan Malaka, kemerdekaan politik tanpa perubahan sosial yang mendasar adalah tidak cukup. Ia menekankan pentingnya revolusi sosial yang akan mengubah struktur ekonomi dan sosial masyarakat Indonesia. Pandangan ini membuatnya berbeda dengan banyak pemimpin nasional lainnya yang lebih fokus pada kemerdekaan politik. .
.
Peran Tan Malaka dalam Proklamasi dan Pasca Kemerdekaan.
Meskipun tidak hadir pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, pemikiran dan perjuangan Tan Malaka memberikan kontribusi penting pada gerakan kemerdekaan. Setelah proklamasi, ia aktif dalam berbagai upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda yang ingin kembali menjajah Indonesia. Tan Malaka terlibat dalam politik dan militer, dan mendirikan Persatuan Perjuangan untuk menyatukan berbagai kekuatan revolusioner dalam mempertahankan kemerdekaan. .
.
Kontroversi dan Akhir Hidup Tan Malaka.
Tan Malaka sering kali berada dalam posisi yang kontroversial. Ketika Soekarno diasingkan, ia memberikan surat kepada Tan Malaka yang berisi testament politik bahwa jika ada apa-apa dengan dirinya (Soekarno) maka yang melanjutkan adalah Tan. Tetapi dengan perjuangan dan pengabdian beliau untuk Indonesia pada akhirnya, ia ditangkap dan dieksekusi tanpa pengadilan oleh tentara Indonesia pada tahun 1949 dengan tuduhan-tuduhan dan klaim-klaim yang tidak pernah bisa dipastikan kebenaranya sampai sekarang, meski Soekarno mengangkat Tan Malaka sebagai pahlawan nasional, Kisah revolusioner beliau ditutup rapat-rapat oleh pemerintahan orde baru sehingga karya- karya, buku, Sejarah dan pemikiranya banyak yang hilang. .
.
Pandangan Tan Malaka tentang kemerdekaan Indonesia menawarkan perspektif yang kaya dan mendalam tentang perjuangan melawan penjajahan. Baginya, kemerdekaan sejati adalah pembebasan dari segala bentuk penindasan, baik politik, ekonomi, maupun sosial. Meskipun sering terlupakan dalam narasi sejarah resmi, kontribusi Tan Malaka dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak dapat diabaikan. Ia adalah simbol dari perjuangan revolusioner yang menginginkan perubahan mendasar dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. .
.
Penulis: Kunedi Editor: LPP/Hanif